Terpaku seketika
ku sudah berada di perbukitan.
Bagai sebuah mimpi
ku telah berjalan tanpa henti.
Sejuk hembusan angin rimba
dedaunan hijau bagai melambai.
Pepohonan bagai berbaris megah
menyambutku
Kasihku kepada nyanyian beburung
bagai nyanyian syair di malam hari.
Bebatuan memerah bagai gerbang
perkampungan indah di perbukitan.
Ku redha dengan perjalanan ini
biarku berjalan terus melangkah
mendaki dan terus mendaki
andaiku jatuh ku pasti bangun berdiri
walau rotan habis ditebas
masih banyak akar berjuntai
izinkan diriku berpaut
di untaian jemarimu.
Ku pasti bisa berdiri dan melangkah
di dada perbukitan yang curam
ku tak gentar dan gayat
ku bisikan pada hatiku
sebentar lagi ku pasti tiba.
Melangkahlah dan terus mendaki
cuaca pasti sesekali mendung
pasti akan hujan,
hujan rahmat yang menyuburkan
mindaku, menyucikan hatiku.
Andai panas terik di perbukitan
ada pepohonan berdaun rimbun
bisaku berteduh seketika.
Bahagiaku seketika
tenangnya hatiku bernaung
di bawah pepohon yang berdaun
lebar menghijau.
Perjalanan dan pendakianku
ke puncak sana masih jauh
namun ku perlu kuat, tabah dan yakin.
Kepada-NYa ku panjatkan doa
lindungi perjalanan dan pendakianku
kerana pada hatiku telah terpahat
rasa kembara mendaki
dan terus mendaki
walau angin bertiup kencang
di puncak pergunungan akan ku pahatkan
namaku di dada mu.
.
Friday 12 August 2011
Jalan ini yang ku pilih
Ku buka lembaran baru
pada catatan perjalanan yang jauh
ku cuba kenali jalan masuk
di awal perjalanan
ku tandakan pepohon menghijau
dengan sentuhan kasih
ku sapu debu tebal di dedaun hijaumu.
Jalan yang jauh pasti berliku
berlurah, onak dan duri di mana-mana
Ku tak hiraukan rintangan mendatang
Ku yakin dan pasti
setiap awal perjalan ada penghujungnya
destinasi yang dituju nun jauh di puncak
pergunungan
bebatuan memerah bagai gerbang
sebuah perkampungan indah
pepohonan tegak berdaun rimbun
bagai melambai menyambut hadirku
berteduh seketika di dada perbukitan
menggerap tenaga buat bekalan perjalanan
di sini di dada perbukitan
di serambi pondok kecil
ku lega dan bahagia
walau ku bersendirian ku
ada ruang menarik nafas panjang
pada catatan perjalanan yang jauh
ku cuba kenali jalan masuk
di awal perjalanan
ku tandakan pepohon menghijau
dengan sentuhan kasih
ku sapu debu tebal di dedaun hijaumu.
Jalan yang jauh pasti berliku
berlurah, onak dan duri di mana-mana
Ku tak hiraukan rintangan mendatang
Ku yakin dan pasti
setiap awal perjalan ada penghujungnya
destinasi yang dituju nun jauh di puncak
pergunungan
bebatuan memerah bagai gerbang
sebuah perkampungan indah
pepohonan tegak berdaun rimbun
bagai melambai menyambut hadirku
berteduh seketika di dada perbukitan
menggerap tenaga buat bekalan perjalanan
di sini di dada perbukitan
di serambi pondok kecil
ku lega dan bahagia
walau ku bersendirian ku
ada ruang menarik nafas panjang
Subscribe to:
Posts (Atom)